INDONESIA

Grammatical Fast Track

GRAMMATICAL merujuk pada tata bahasa yang mudah dipahami oleh siapapun. Sebagai alat komunikasi yang utama bahasa merupakan cara yang paling efektif untuk memahami maksud yang diinginkan oleh setiap orang yang diajak bicara. Pada dasarnya software dibuat untuk memenuhi keinginan dari user. Memahami keinginan user merupakan kunci utama dari keberhasilan suatu pengembangan software. Bukannya kegagalan proses pengembangan software sebagian besar dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap keinginan user terhadap sistem yang dikembangkan.

FAST TRACK berarti bahwa tidak diperlukan media analisa lainnya untuk menerjemahkan keinginan user menjadi model software. Artinya cukup dengan pemahaman terhadap user stories maka dapat dilakukan analisa dan desain suatu model software. Hal ini merupakan cara yang efektif dan efisien dalam melakukan desain model software sebagai media transformsi dunia nyata ke dalam dunia software.

What is GFT?

GFT adalah hasil dari penelitian terhadap proses pembelajaran di bidang disiplin ilmu SE (Software Engineering) yang fokus pada bagaimana menerjemahkan dunia nyata ke dalam dunia software dengan berdasarkan skenario narasi user stories. Analisa grammar tata bahasa mudah dipahami dibandingkan analisa menggunakan kode program. Ini dipahami sebagai level abstraksi dari kebutuhan stakeholder terhadap suatu sistem berbasis IT yang dikembangkan. Context system adalah bagian utama dari keberhasilan suatu pengembangan software.

Pada perkembangannya GFT bisa dikatakan disebut sebagai suatu metodologi pembelajaran yang efektif dan efisien dalam pemahaman pengembangan software baik secara teori maupun praktis. Pada skala enterprise, User story merujuk pada business process yang dikenal dengan BPMS (Business Process Management System). GFT menjadi tool analisa yang dapat digunakan untuk implementasi BPMS.

GFT pada level BPA (Business Process Analyst) menjadi tool yang dapat diterapkan pada Arsitektur sistem dengan lingkungan BPMS pada implementasi praktis. Business Process merupakan Problem Domain, Transformasi GFT menjadi Arsitektur Sistem Berbasis BPMS, dan Software merupakan Solution Domain.

GFT Transformation

Step 1. PROBLEM DOMAIN - Business Process Analysis

Pada bagian ini hanya fokus bagaimana membuat User atau Client menjadi AKTIF dan terlibat pada proses pengembangan software. Seorang analyst GFT harus mempunyai softskill yang bagus untuk melakukan Guide User sehingga mendapatkan Problem Domain dari sistem yang akan dikembangkan. Problem Domain merupakan ungkapan dari Goal sistem yang dikembangkan. Hal ini merupakan proses Abstraksi sistem agar Developer Software memahami Goal dan harapan dari stakeholder terhadap sistem yang dikembangkan. Adapun beberapa target yang harus didapatkan pada fase ini antara lain:

  1. Mendapatkan pemetaan sistem secara keseluruhan. Targetnya mendapatkan Context sistem dan memetakan sistem secara modular.
  2. Tujuan utama melakukan GUIDE User sehingga mendapatkan story tentang operasional sistem sebagai usecase. Pada sistem dengan skala Enterprise harus digambarkan dalam bentuk diagram BPMN (Business Process Management Notation).
  3. Analyst selalu melakukan interaksi dengan user dalam proses pengembangan. User sebagai narasumber sekaligus tester.

Pada fase ini GFT.ACADEMY mempersiapkan materi kurikulum berbasis kompetensi seorang BPA (Business Process Analyst) dengan lingkup pengetahuan praktis antara lain:

  1. Software Engeneering (SDLC)
  2. Project Management
  3. Product Management
  4. Scrum Framework
  5. BPMS

Step 2. TRANSFORMASI GFT

Transformasi GFT merupakan fase analisa dan desain dari user story secara langsung diterjemahkan dengan metode GFT menjadi model software menggunakan diagram UML (Unified Model Language). Dari skenario usecase diperoleh komponen-komponen penyusun class secara fungsional. Pada fase ini mempunyai target antara lain:

  1. Desain Arsitektur Sistem
  2. Desain Dekomposisi Sistem (WBS = Work Breakdown Structure)
  3. SOLID Principles & Clean Code
  4. Technical Framework Prinsip utama pada fase ini adalah Quality Software sangat bergantung pada Desain Sistem.

Quality Software hanya bisa dicapai dengan Desain Software yang Flexible dan bersifat Adaptive. Dipenuhi dengan prinsip LOW COUPLING HIGH COHESION

Step 3. Coding - Testing - Deployment

Implementasi setiap software pada Project Management. Karakteristik software sebagai product dan proses pengembangan software harus dipahami sebagai suatu proyek. Karakteristik setiap proyek harus diketahui terlebih dahulu untuk menentukan strategi SDLC yang sesuai. SDLC dan PMLC harus dipadukan untuk menjamin proyek software yang sukses.

Pada bagian ini technical framework sangat menentukan. FUll Stack dan Devops menjadi acuan lingkungan server develop dan server production. Time line proyek harus diperhatikan. Prinsip utama pada bagian ini adalah :

  1. Memahami Software Project Landscape
  2. Full Stack Development
  3. Unit Testing Framework
  4. Docker atau Container lainnya
  5. Deployment

Ketiga tahapan proses ini mendasari pengembangan konsep dari GFT Framework.